Nyonyanti Sudah beberapa hari kegiatan blogging terputus. Hal itu dikarenakan Handphone yang saya gunakan sebagai modem rusak. Sudahlah, jangan dipikirkan. Setelah sebelumnya saya memposting puisi berjudul Rumahku, Cintaku dan cerpen Surga Tanpa Cinta, pada postingan ini, saya akan membagikan puisi yang saya tulis ketika saya masih baru belajar menulis sastra. Bisa dibilanglah masih 'cupu' dalam dunia sastra.
Pertama :
Banjir
Saat
hujan datang menyerbu
Butiran
air jatu berdayu – dayu
Membasahi
tubuh bumi yang lugu
Datang
hujan sampah pun hilang
Terbawa
arus hingga tergerus
Terus
menerus hingga tembus
Hingga
saatnya air tak tahan
Banjir
datang untuk menyerang
Orang –
orang lugu diam kebingungan
Heran
merasa tak bersalah
Sambil
menatap air yang kian tinggi membumbung
Hingga
mati ia tenggelam
Kedua :
Gadis
– Gadis Perawan
Dengar
dulu ceritaku ini, kawan
Ini
cerita tentang perempuan
Hidup
dalam penuh perjuangan
Mempertahanka
harta warisan
Yang
hanya satu dari Tuhan
Setiap
hari telah dihabiskan
Meniti
iman meski banyak yang dikorbankan
Harta
benda juga saying
Namun….
Seiring
dengan rayuan juga godaan
Gugur
iman dan hilang perawan
Terlepas
juga mahkota kehormatan
Dari
rambut panjang nan indah dalam kerudung
Habis
sudah semua harta warisan
Sekarang
dia menangis karena mengandung
Dalam
tubuhnya tumbuh manusia tak berdosa tapi ternoda
Tumbuhlah
bayi menjadi besar
Dipenuhi
rasa sesal di dalam kamar
Tanpa
seorang yang mau membayar
Ketiga :
Bangkit!
Bangkit!
Tiba
saatnya bagi kita untuk bangkit
Menerjang
tornado yang terus melilit
Tuntaskan
masalah yang kian rumit
Sudah
terlalu lama
Kita
diderai hina dan derita
Menahan
beban dengan beratnya
Saatnya
sekarang kita berkuasa
Taklukkan
dunia yang merajalela
Bersihkan
semua kotoran dosa
Keempat :
Tidakkah
Sadar?
Setiap
hari kau lontarkan padaku
Lelucon
– lelucon aneh tentang kehidupan
Berpikir
aku percaya setitik pun
Persetan
dengan semua lelucon itu
Karena
manusia semuanya sama
Tak seorang
pun yang sempurna
Yang ada
hanyalah sok tahu
Kita ini
kumpulan sampah
Meskipun
kotor, tapi berguna
Walau
terus mendapat hiina
Tak
sadarkah kau akan itu?
Ayo!
Buka matamu
Lihat
dunia yang begitu maya
Agar kau
mengerti siapa
Dan memahami
arti mengapa
Oke, itulah beberapa puisi yang telah saya tulis beberapa tahun lalu. Lebih tepatnya setelah saya lulus sekolah alias baru mengenal sastra (cupu)......
Terima kasih telah berkunjung kemari. Baca juga postingan lainnya dan jangan lupa untuk meningga
0 komentar:
Posting Komentar